Namaku Jonatan teman-teman sering memanggilku dengan sebutan Joe, aku tinggal di sebuah komplek dan memiliki banyak sahabat tapi tiba-tiba aku memiliki kendala dengan sahabat-sahabat ku ini terutama kepada Harris, dia memang awalnya baik dan alim layaknya berteman biasa tetapi makin kesini dia semakin sering membuat onar.
Kemarin dia membuat teman-teman menjadi saling tuduh, tak tahu apa tujuannya seperti ingin membuat kami semua hancur dengan cara mengadu domba semuanya. kemudian aku membicarakan kembali tentang kejadian ini kepada Harris
“hai Ris lo tau siapa yang bikin temen-temen kita jadi berantem?”
“tau! Itu gue iseng aja kok hahahaha…”
“lo hebat banget ya sampe-sampe bisa bikin temen-temen kita jadi berantem!, dan dengan santainya lagi. siapa aja yang udah tau hal ini?”
“deni, radit sama rakha, lagi biasa aja kali udah gak papa ini kan”
“gak bisa lah, lo jahat namanya!”
Pembicaran terus berlanjut, memang sih sifat Harris sama sepertiku keras kepala jadi dia tetap membela diri dengan kata-katanya yang tak dapat dipercaya.
“tau! Itu gue iseng aja kok hahahaha…”
“lo hebat banget ya sampe-sampe bisa bikin temen-temen kita jadi berantem!, dan dengan santainya lagi. siapa aja yang udah tau hal ini?”
“deni, radit sama rakha, lagi biasa aja kali udah gak papa ini kan”
“gak bisa lah, lo jahat namanya!”
Pembicaran terus berlanjut, memang sih sifat Harris sama sepertiku keras kepala jadi dia tetap membela diri dengan kata-katanya yang tak dapat dipercaya.
Keesokan harinya aku datang ke rumah Radit sebenernya sih untuk berkunjung dan menanyakan hal ini berdua saja dengannya tapi tanpa disengaja Deni datang, apa boleh buat akhirnya kami membicarakannya bertiga. Saat radit kutanyakan hal ini.
“ngga, gue nggak tau menau kalau orang misterius itu si Harris”
“gue juga loh biarpun dulu Gue deket sama dia tapi gue gak tau”
“apa yang bener? keaadanya udah ibarat parasit di tengah-tengah kebun bunga mawar yang indah, dengan ini gue tau dia emang gak bisa dipercaya lagi!”
Saking emosinya aku berkata begitu dalam hati aku berkata “Harris maafkan aku, aku tak bermaksud berkata seperti itu”. memang tekadang dia baik dan mau membantuku tapi apa yang dia lakukan belakangan ini membuatku menjadi kesal kepadanya sehingga membuat ku berpikir lagi apa pantas dia dipanggil sahabat, atau hanya teman bahkan mungkin musuh atau bisa jadi penghianat besar?. Itulah tanda tanya besar di kepalaku saat ini.
“ngga, gue nggak tau menau kalau orang misterius itu si Harris”
“gue juga loh biarpun dulu Gue deket sama dia tapi gue gak tau”
“apa yang bener? keaadanya udah ibarat parasit di tengah-tengah kebun bunga mawar yang indah, dengan ini gue tau dia emang gak bisa dipercaya lagi!”
Saking emosinya aku berkata begitu dalam hati aku berkata “Harris maafkan aku, aku tak bermaksud berkata seperti itu”. memang tekadang dia baik dan mau membantuku tapi apa yang dia lakukan belakangan ini membuatku menjadi kesal kepadanya sehingga membuat ku berpikir lagi apa pantas dia dipanggil sahabat, atau hanya teman bahkan mungkin musuh atau bisa jadi penghianat besar?. Itulah tanda tanya besar di kepalaku saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar