Jumat, 11 April 2014
4 Sahabat Takkan Pernah Berpisah
Pada hari sabtu, Layla, Syahara, Zhakira dan Zaynab berkumpul di rumah Syahara
“teman-teman, kita kan sudah lama bersahabat, aku ingin membuatkan group untuk kita bersama. Nama groupnya adalah si BFF SELAMANYA, apakah kalian setuju?” kata Syahara mengangkat pembicaraan.
“SETUJU…” kata teman-teman Syahara serempak.
“teman-teman, kita kan sudah lama bersahabat, aku ingin membuatkan group untuk kita bersama. Nama groupnya adalah si BFF SELAMANYA, apakah kalian setuju?” kata Syahara mengangkat pembicaraan.
“SETUJU…” kata teman-teman Syahara serempak.
Sesudah itu, seperti biasa Layla, Syahara, Zhakira dan Zaynab bermain sepeda bersama. Pada saat Layla, Syahara, Zhakira dan Zaynab sedang membeli minum mereka bertemu dengan musuh mereka, mereka adalah Syalwa dan Shalsa. Dari dulu Syalwa dan Shalsa ingin merusak persahabatan Layla, Syahara, Zhakira dan Zaynab.
“Eh… Shalsa, itu kan Layla n friends!” bisik Syalwa kepada Shalsa.
“Eh iya, ngapain ya mereka disitu…?” kata Shalsa bertanya ke Syalwa.
“Mendingan kita samperin yuk…!” seru Syalwa.
“Eh… Shalsa, itu kan Layla n friends!” bisik Syalwa kepada Shalsa.
“Eh iya, ngapain ya mereka disitu…?” kata Shalsa bertanya ke Syalwa.
“Mendingan kita samperin yuk…!” seru Syalwa.
Syalwa dan Shalsa mendekati mereka. “Eh… kalian berempat, ngapain disini!” kata Syalwa mengagetkan mereka semua.
“Eh ada Syalwa taunya? dikirain gak ada orang” kata Zaynab sedikit bercanda diselingi tawaan.
“Hahahahahahaha…” tawa teman-teman Zaynab.
“Eh, Syalwa ngapain sih kamu? ngagetin kita aja!” protes Zhakira.
Lalu Syalwa dan Shalsa menarik tangan Layla dan Syahara. “Aduh… sakit!” kata Layla dan Syahara serempak.
“UDAH DIAM!!! DASAR ANAK MANJA!!!” kata Syalwa sambil berteriak.
“EH… Syalwa asal kamu tau ya, kita tuh bukan anak manja! KAMU KALI YANG ANAK MANJA!” teriak Layla.
“Eh… Lay, mendingan kita injek kaki mereka berdua! abis itu kita kabur deh…” bisik Syahara dengan santai.
“1… 2… 3…” kata Syahara memberi aba-aba. KREKK. “AWWWWWWW…” teriak Syalwa dan Shalsa berbarengan. Lalu Syalwa dan Shalsa pulang dengan keadaan kaki bengkak. Lalu si BFF SELAMANYA pulang.
“Eh ada Syalwa taunya? dikirain gak ada orang” kata Zaynab sedikit bercanda diselingi tawaan.
“Hahahahahahaha…” tawa teman-teman Zaynab.
“Eh, Syalwa ngapain sih kamu? ngagetin kita aja!” protes Zhakira.
Lalu Syalwa dan Shalsa menarik tangan Layla dan Syahara. “Aduh… sakit!” kata Layla dan Syahara serempak.
“UDAH DIAM!!! DASAR ANAK MANJA!!!” kata Syalwa sambil berteriak.
“EH… Syalwa asal kamu tau ya, kita tuh bukan anak manja! KAMU KALI YANG ANAK MANJA!” teriak Layla.
“Eh… Lay, mendingan kita injek kaki mereka berdua! abis itu kita kabur deh…” bisik Syahara dengan santai.
“1… 2… 3…” kata Syahara memberi aba-aba. KREKK. “AWWWWWWW…” teriak Syalwa dan Shalsa berbarengan. Lalu Syalwa dan Shalsa pulang dengan keadaan kaki bengkak. Lalu si BFF SELAMANYA pulang.
Keesokan harinya seperti biasa, mereka berkumpul di rumah Syahara. TOK… TOK… TOK… terdengar bunyi ketukan pintu dari luar, lalu Syahara bergegas membukakan pintu. “Eh… kalian, mau ngapain lagi kalian?” kata Syahara saat tahu bahwa itu Syalwa dan Shalsa.
“Syah, kita mau minta maaf sama kamu dan teman-teman kamu” kata Syalwa kepada Syahara.
“TEMAN-TEMAN…” panggil Syahara dari luar.
“Ada apa Syah…?” tanya Layla.
“Syalwa sama Shalsa mau minta maaf ke kita, maafin gak?” bisik Syahara kepada Layla.
“Eh, teman-teman Syalwa dan Shalsa mau minta maaf, maafin gak?” tanya Layla pada teman-temannya.
“Ya udah deh… maafin aja, kan kasian merekanya” kata Zhakira.
“Syah…” panggil Layla kepada Syahara.
“Gimana, maafin gak?” tanya Syahara lagi.
“Kata teman-teman maafin aja” bisik Layla pada sahabatnya.
“Oke… kita maafin kalian” kata Syahara pada Syalwa dan Shalsa.
“Makasih ya… Syahara n friends!” kata Syalwa.
“Sama-sama” balas Syahara.
“Syah, kita mau minta maaf sama kamu dan teman-teman kamu” kata Syalwa kepada Syahara.
“TEMAN-TEMAN…” panggil Syahara dari luar.
“Ada apa Syah…?” tanya Layla.
“Syalwa sama Shalsa mau minta maaf ke kita, maafin gak?” bisik Syahara kepada Layla.
“Eh, teman-teman Syalwa dan Shalsa mau minta maaf, maafin gak?” tanya Layla pada teman-temannya.
“Ya udah deh… maafin aja, kan kasian merekanya” kata Zhakira.
“Syah…” panggil Layla kepada Syahara.
“Gimana, maafin gak?” tanya Syahara lagi.
“Kata teman-teman maafin aja” bisik Layla pada sahabatnya.
“Oke… kita maafin kalian” kata Syahara pada Syalwa dan Shalsa.
“Makasih ya… Syahara n friends!” kata Syalwa.
“Sama-sama” balas Syahara.
Musuh Atau Sahabat ?
Namaku Jonatan teman-teman sering memanggilku dengan sebutan Joe, aku tinggal di sebuah komplek dan memiliki banyak sahabat tapi tiba-tiba aku memiliki kendala dengan sahabat-sahabat ku ini terutama kepada Harris, dia memang awalnya baik dan alim layaknya berteman biasa tetapi makin kesini dia semakin sering membuat onar.
Kemarin dia membuat teman-teman menjadi saling tuduh, tak tahu apa tujuannya seperti ingin membuat kami semua hancur dengan cara mengadu domba semuanya. kemudian aku membicarakan kembali tentang kejadian ini kepada Harris
“hai Ris lo tau siapa yang bikin temen-temen kita jadi berantem?”
“tau! Itu gue iseng aja kok hahahaha…”
“lo hebat banget ya sampe-sampe bisa bikin temen-temen kita jadi berantem!, dan dengan santainya lagi. siapa aja yang udah tau hal ini?”
“deni, radit sama rakha, lagi biasa aja kali udah gak papa ini kan”
“gak bisa lah, lo jahat namanya!”
Pembicaran terus berlanjut, memang sih sifat Harris sama sepertiku keras kepala jadi dia tetap membela diri dengan kata-katanya yang tak dapat dipercaya.
“tau! Itu gue iseng aja kok hahahaha…”
“lo hebat banget ya sampe-sampe bisa bikin temen-temen kita jadi berantem!, dan dengan santainya lagi. siapa aja yang udah tau hal ini?”
“deni, radit sama rakha, lagi biasa aja kali udah gak papa ini kan”
“gak bisa lah, lo jahat namanya!”
Pembicaran terus berlanjut, memang sih sifat Harris sama sepertiku keras kepala jadi dia tetap membela diri dengan kata-katanya yang tak dapat dipercaya.
Keesokan harinya aku datang ke rumah Radit sebenernya sih untuk berkunjung dan menanyakan hal ini berdua saja dengannya tapi tanpa disengaja Deni datang, apa boleh buat akhirnya kami membicarakannya bertiga. Saat radit kutanyakan hal ini.
“ngga, gue nggak tau menau kalau orang misterius itu si Harris”
“gue juga loh biarpun dulu Gue deket sama dia tapi gue gak tau”
“apa yang bener? keaadanya udah ibarat parasit di tengah-tengah kebun bunga mawar yang indah, dengan ini gue tau dia emang gak bisa dipercaya lagi!”
Saking emosinya aku berkata begitu dalam hati aku berkata “Harris maafkan aku, aku tak bermaksud berkata seperti itu”. memang tekadang dia baik dan mau membantuku tapi apa yang dia lakukan belakangan ini membuatku menjadi kesal kepadanya sehingga membuat ku berpikir lagi apa pantas dia dipanggil sahabat, atau hanya teman bahkan mungkin musuh atau bisa jadi penghianat besar?. Itulah tanda tanya besar di kepalaku saat ini.
“ngga, gue nggak tau menau kalau orang misterius itu si Harris”
“gue juga loh biarpun dulu Gue deket sama dia tapi gue gak tau”
“apa yang bener? keaadanya udah ibarat parasit di tengah-tengah kebun bunga mawar yang indah, dengan ini gue tau dia emang gak bisa dipercaya lagi!”
Saking emosinya aku berkata begitu dalam hati aku berkata “Harris maafkan aku, aku tak bermaksud berkata seperti itu”. memang tekadang dia baik dan mau membantuku tapi apa yang dia lakukan belakangan ini membuatku menjadi kesal kepadanya sehingga membuat ku berpikir lagi apa pantas dia dipanggil sahabat, atau hanya teman bahkan mungkin musuh atau bisa jadi penghianat besar?. Itulah tanda tanya besar di kepalaku saat ini.
Belalang Dan Semut
Pada saat musim gugur, pohon-pohon menjatuhkan daunnya, bunga-bunga beguguran, serasa sangat indah pemandangan yang ada di hutan rimba tersebut. Disamping bunga dan daun, buah-buahan yang ada dari pohon pun juga berjatuhan dimana-mana, makanan yang sangat melimpah untuk para penghuni hutan.
Seekor belalang berwarna hijau, duduk santai di bawah pohon sambil bernyanyi merdu riang menikmati makanan yang disediakan oleh hutan untuk dirinya. Ketika sedang asiknya bernyanyi, belalang melihat teman kecilnya, si semut hitam lewat di dekatnya. Awalnya belalang hanya saling bertegur sapa, namun si semut mondar-mandir di hadapan belalang lebih dari sepuluh kali sambil membawa makanan, belalang pun mengajak semut hitam untuk menemaninya bernyanyi.
“Hai teman kecilku! kesinilah temani aku bernyanyi meramaikan suasana hutan yang sedang bergembira ini.”
“Tidak bisa, ada pekerjaan yang harus aku kerjakan.”
“Kerja apa? saat ini kita punya banyak makanan melimpah di hutan. Aku duduk bersantai seperti ini saja, semua makanan akan datang padaku haha.”
“Kau tak akan mengerti belalang.”
“Ya sudah terserah kau, dasar keras kepala!”
“Tidak bisa, ada pekerjaan yang harus aku kerjakan.”
“Kerja apa? saat ini kita punya banyak makanan melimpah di hutan. Aku duduk bersantai seperti ini saja, semua makanan akan datang padaku haha.”
“Kau tak akan mengerti belalang.”
“Ya sudah terserah kau, dasar keras kepala!”
Si semut pun melanjutkan pekerjaannya, membawa makanannya ke arah rumah semut. Sedangkan belalang berpindah tempat yang agak jauh dari semut, agar belalang tidak bisa melihatnya. Makan dan bernyanyi adalah kegiatan yang selalu dilakukan oleh belalang selama musim gugur, belalang tidak memperdulikan tentang musim kedepannya. Sedangkan semut tetap sibuk dengan pekerjaannya.
Tiba-tiba tanpa perhitungan si belalang, musim salju pun tiba. Semua tumbuhan layu dan tidak ada tumbuhan yang bisa menghasilkan makanan untuk penghuni hutan. Semua makanan di hutan habis tidak bersisa, akibatnya belalang pun mati kelaparan. Sebelum kematiannya, belalang melihat rumah semut yang sudah banyak cadangan makanan dan belalang pun menyadari jika semut sebelumnya telah mempersiapkan akan datangnya musim salju ini. Semut bekerja keras untuk menyiapkan cadangan makanan untuk melewati musim salju tersebut. Pada akhirnya semut dapat melewati musim salju dan melihat musim semi hadir di hutan rimba tanpa temannya belalang.
Langganan:
Postingan (Atom)